Halaqah 06 : Syariat dan Motivasi untuk Berqurban

 🌍 BimbinganIslam.Com

📆 Selasa, 28 Dzulqa'dah 1443H/ 28 Juni 2022M

👤 Ustadz Abu Rufaydah Lc, M.A

📗 Kitāb Ahadits Asyri Dzulhijjah wa Ayyami Tasyriq

🔊 Halaqah 06 : Syariat dan Motivasi untuk Berqurban

〰〰〰〰〰〰〰


SYARIAT DAN MOTIVASI UNTUK BERQURBAN

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله و الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله  وعلى  آله وأصحابه أجمعين 


Sahabat BiAS yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta'āla. 

Memasuki pembahasan dari hadīts Ahadits Asyri Dzilhijjah wa Ayyami Tasyriq yaitu dengan tema: 


الترغيب في الأضحية وبيان فضلها 


▪ Motivasi untuk Melaksanakan Qurban dan Menjelaskan Keutamaannya


Hadīts yang pertama yaitu hadīts dari Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, beliau mengatakan: 


ضَحَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ


"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyembelih seekor Qibas (domba) أَمْلَحَيْنِ yang memiliki warna putih yang ada disertai dengan warna hitam أَقْرَنَيْنِ dan yang bertanduk."


(Hadīts shahīh riwayat Al-Bukhāri nomor 5233

Muslim nomor 1966).


Dalam hadīts Abdullāh Ibnu Umar radhiyallāhu 'anhumā, beliau mengatakan: 


أَقَامَ النبي صلى الله عليه وسلم بِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ يُضَحِّي ‏ 


"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tinggal di Madīnah selama sepuluh tahun dan selama itu pula Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam melaksanakan kurban."


(Hadīts riwayat Imam ahmad dan At-Tirmidzi).


Teman-teman BIAS yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta'āla. 


Dua hadīts ini menunjukkan akan disyari'atkannya melaksanakan ibadah kurban di bulan Dzulhijjah dengan motivasi serta ajakan agar kita melaksanakannya sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tinggal selama sepuluh tahun di Madīnah dan beliau tidak pernah meninggal ibadah qurban.


Dan ibadah kurban adalah salah satu ibadah mendekatkan diri kepada Allāh Tabāraka wa Ta'āla. Para ulama dengan keutamaan dan keistimewaan dari ibadah qurban menghukumi hukum dari ibadah qurban dengan sunnah muakkad.  


Sekalipun di kalangan mereka ada perselisihan, akan tetapi tentunya bagi orang-orang yang mampu untuk melaksanakan untuk tidak meninggalkannya sebagai bentuk kehati-hatian atas hukum dari ibadah kurban.


Teman-teman yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta'āla. 


Di sini ada sifat yang disebutkan oleh Anas bin Mālik radhiyallāhu ta'ala 'anhu tentang binatang yang disembelih, domba, qibas atau kambing yaitu dengan dua sifat, yaitu: 


⑴ Amlahaini (أَمْلَحَيْنِ)

Para ulama mengatakan أَمْلَحَيْنِ adalah warna putih disertai adanya warna hitam. Ini lebih afdhal, jadi أَمْلَحَيْنِ bukan full berwarna putih tapi disertai dengan adanya warna hitam.


⑵ Aqranaini (أَقْرَنَيْنِ) bertanduk.

Bertanduk ini lebih utama dibandingkan dengan yang tidak memiliki tanduk, artinya domba jantan lebih afdhal untuk disembelih dibandingkan domba betina.


Sebagaimana kita ketahui bahwa melaksanakan ibadah kurban adalah salah satu sunnah diantara sunnah nabi Ibrahim alayhissallām, bagaimana beliau alayhissalām bertaqarrub kepada Allāh Tabāraka wa Ta'āla dengan menyembelih kambing sebagai bentuk ketundukan (kepatuhan) beliau kepada syari'at Allāh Tabāraka wa Ta'āla.


Karena itulah kemudian melaksanakan kurban di  Idul Adha lebih utama dibandingkan dengan sekedar bersedekah, karena di dalam ibadah kurban menggabungkan dua hal,


⑴ Sebagai bentuk ketaatan kepada Allāh serta ketundukan (kepatuhan) kita kepada-Nya dengan menyembelih hewan kurban yaitu habbluminallāh (حَبْل مِنَ الله).

⑵ Habbluminanās (حَبْل مِنَ النَّاسِ) yaitu berbagi kepada orang-orang fakir.


Sebagaimana Allāh firmankan:


فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ


"Makanlah sebagian dari hewan kurban.


Dagingnya, dari orang yang berkurban lebih utama (dianjurkan) untuk memakan sebagian dari dagingnya atau sepertiga.


وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ


Dan berikanlah untuk dimakan oleh orang-orang yang fakir." (QS. Al-Hajj: 28)


Para ulama mengatakan ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ maknanya adalah شديدُ الحاجة sangat butuh sekali.


Teman-teman yang dirahmati Allāh Tabāraka wa Ta'āla. 


Dari sini kemudian para ulama melihat betapa urgentnya bagi orang yang mampu untuk melaksanakan kurban, selain dia adalah bagian syiar diantara syiar-syiar agama Islām juga di sana ada sisi kita membantu orang-orang yang membutuhkan.


Wallāhu Ta'āla wa A'lam. 



و الحمد الله رب العالمين 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


________

Komentar